Profil Masyarakat Adat Asmat Kampung Suwruw
- Laporan Proyek
- 2017
- [my-books-attachments]
Deskripsi
Komunitas Masyarakat Adat Asmat yang mendiami Kampung Suwruw (termasuk Kampung Kaye dan Kampung Aswet) merupakan sub-suku Asmat yang termasuk dalam rumpun Bismam. Mereka biasa menyebut diri mereka sebagai Orang Suwruw. Sebelum hidup menetap di muara kali Famborep, masyarakat Adat Kampung Suwruw merupakan sebuah komunitas yang hidup dengan cara berpindah-pindah (nomaden). Menurut hasil penelusuran bersama para Tetua Adat dan Tokoh Masyarakat Kampung Suwruw, kehidupan awal atau asal-usul komunitas adat ini berawal dari Kali Bow. Saat itu Kali Bow merupakan daerah hidup bersama bagi lima sub-suku adat Asmat, yaitu, Uwus, Per, Beriten, Suwruw, dan Ewer. Penyebutan nama-nama tersebut berdasarkan urutan lokasi kampung, mulai dari atas hingga muara Kali Bow di pesisir Laut Arafura.
Pada awalnya kelima komunitas adat tersebut hidup rukun secara bersama di tepian Kali Bow. Namun saat jumlah masyarakat semakin banyak, kemudian timbul keinginan dari beberapa komunitas untuk meninggalkan kampung. Semakin terbatasnya sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan menjadi penyebab utamanya. Orang Suwruw dan Orang Ewer mendapatkan momen untuk pindah dari Kali Bow pada suatu malam. Ada seorang leluhur bernama Sember yang saat itu menemukan sebuah balok kayu yang terpotong rata di Kali Yofoco, tidak terlalu jauh dari Kali Bow. Hal tersebut membuatnya takjub dan bertanya-tanya, karena teknologi kapak batu yang mereka miliki saat itu mustahil untuk memotong kayu menjadi sangat rata. Sember kemudian menyerahkan balok kayu ke Bicim dan Demnen (kakak beradik). Lalu secara diam-diam orang Suwruw berkumpul di Jew dan diperlihatkan balok tersebut. Masyarakat kemudian bersepakat untuk meyerahkan kekuasaan kepada Owenosow untuk memimpin masyarakat mencari barang tersebut berasal dari mana. Namun informasi penemuan tersebut hanya disebarkan di dalam Kampung Suwruw dan Ewer, sedangkan kampung yang lainnya tidak diberi tahu.